Seuramoe Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
HomeSeuramoeSearchRegisterLatest imagesLog in

 

 Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan

Go down 
AuthorMessage
june.dawn
Co-Admin
june.dawn


Join Date : 2011-06-06
Location : Banda Aceh
Posts : 101
Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan Left_bar_bleue98 / 10098 / 100Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan Right_bar_bleue


Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan Empty
PostSubject: Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan   Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan EmptyWed 15 Jun 2011 - 14:02

ANJURAN UNTUK MENIKAH


Oleh
Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq




[6]. Menikah Dapat Mengembalikan Semangat "Kepemudaan".

Nikah dapat mengembalikan kekuatan dan kepemudaan badan. Karena ketika jiwa merasa tenteram, tubuh menjadi giat.

Inilah seorang Sahabat yang menjelaskan hal itu kepada kita, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari ‘Alqamah Radhiyallahu ‘anhu, ia
menuturkan: “Aku bersama ‘Abdullah (bin Mas’ud), lalu ‘Utsman bertemu
dengannya di Mina, maka ia mengatakan: ‘Wahai Abu ‘Abdirrahman,
sesungguhnya aku mempunyai hajat kepadamu.’ Kemudian keduanya
bercakap-cakap (jauh dari ‘Alqamah). ‘Utsman bertanya kepadanya: ‘Wahai
Abu ‘Abdirrahman, maukah aku nikahkan engkau dengan seorang gadis yang
akan mengingatkanmu pada apa yang dahulu pernah engkau alami?’ Ketika
‘Abdullah merasa dirinya tidak membutuhkannya, maka dia mengisyaratkan
kepadaku seraya mengatakan: ‘Wahai ‘Alqamah!’ Ketika aku menolaknya, dia
mengatakan: ‘Jika memang engkau mengatakan demikian, maka sesungguhnya
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami: ‘Wahai para
pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu untuk menikah, maka
menikahlah. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah; karena
puasa dapat mengendalikan syahwatnya.’” [9]

[7]. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Menganjurkan Suami Isteri Agar
Melakukan Aktivitas Seksual Guna Memperolah Keturunan, Dan Menikah
Dengan Gadis.

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyalllahu ‘anhu, ia
mengatakan: "Nabi Sulaiman bin Dawud berkata: 'Aku benar-benar akan
menggilir 70 isteri pada malam ini, yang masing-masing isteri akan
melahirkan seorang mujahid yang berjihad di jalan Allah.' Seorang
sahabatnya berkata kepadanya: 'Insya Allah.' Tetapi Nabi Sulaiman tidak
mengucapkannya, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang hamil kecuali
satu orang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Seandainya
dia mengucapkan insya Allah, niscaya mereka menjadi para mujahid di
jalan Allah.'" [10]

Dalam riwayat Muslim (disebutkan): "Aku bersumpah kepada Rabb yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya! 'Seandainya dia mengucapkan ‘insya
Allah’, niscaya mereka berjihad di jalan Allah sebagai prajurit
semuanya.'" [11]

Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah , ia mengatakan: "Aku
bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu peperangan,
ternyata untaku berjalan lambat dan kelelahan. Kemudian Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam datang kepadaku lalu menegur: 'Jabir!' Aku menjawab:
'Ya.' Beliau bertanya: 'Ada apa denganmu?' Aku menjawab: 'Untaku
berjalan lambat dan kelelahan sehingga aku tertinggal.' Lalu beliau
turun untuk mengikatnya dengan tali, kemudian bersabda: 'Naiklah!' Aku
pun naik. Sungguh aku ingin menahannya dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau bertanya: 'Apakah engkau sudah menikah?' Aku
menjawab: 'Sudah.' Beliau bertanya: 'Gadis atau janda?' Aku menjawab:
'Janda.' Beliau bersabda: 'Mengapa tidak menikahi gadis saja sehingga
engkau dapat bermain-main dengannya dan ia pun bermain-main dengan-mu?'
Aku menjawab: 'Sesungguhnya aku mempunyai saudara-saudara perempuan,
maka aku ingin menikahi seorang wanita yang bisa mengumpulkan mereka,
menyisir mereka, dan membimbing mereka.' Beliau bersabda: 'Engkau akan
datang; jika engkau datang, maka demikian, demikian.' [12] Beliau
bertanya: 'Apakah engkau akan menjual untamu?' Aku menjawab: 'Ya.' Lalu
beliau membelinya dariku dengan satu uqiyah (ons perak). Kemudian
Rasulullah n sampai sebelumku, sedangkan aku sampai pada pagi hari.
Ketika kami datang ke masjid, aku menjumpai beliau di depan pintu
masjid. Beliau bertanya: 'Apakah sekarang engkau telah tiba?' Aku
menjawab: 'Ya.' Beliau bersabda: 'Tinggalkan untamu lalu masuklah ke
masjid, kemudian kerjakan shalat dua rakaat.' Kemudian aku masuk, lalu
melaksanakan shalat. Setelah itu beliau memerintahkan Bilal agar
membawakan satu uqiyah kepada beliau, lalu Bilal menimbangnya dengan
mantap dalam timbangan. Ketika aku pergi, beliau mengatakan: 'Panggillah
Jabir kepadaku.' Aku mengatakan: 'Sekarang unta dikembalikan kepadaku,
padahal tidak ada sesuatu pun yang lebih aku benci daripada unta ini.'
Beliau bersabda: 'Ambillah untamu, dan harganya untukmu.'" [13]

Ibnu Majah meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda

"Nikahlah dengan gadis perawan; sebab mereka itu lebih manis bibirnya,
lebih subur rahimnya, dan lebih ridha dengan yang sedikit." [14]

[8]. Anak Dapat Memasukkan Bapak Dan Ibunya Ke Dalam Surga.

bijimana anak memasukkan ayah dan ibunya ke dalam Surga? Mari kita
dengarkan jawabannya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits qudsi. Imam Ahmad meriwayatkan dari sebagian Sahabat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

"Di perintahkan kepada anak-anak di Surga: 'Masuklah ke dalam Surga.'
Mereka menjawab: 'Wahai Rabb-ku, (kami tidak masuk) hingga bapak dan ibu
kami masuk (terlebih dahulu).' Ketika mereka (bapak dan ibu) datang,
maka Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka: 'Aku tidak melihat
mereka terhalang. Masuklah kalian ke dalam Surga.' Mereka mengatakan:
'Wahai Rabb-ku, bapak dan ibu kami?' Allah berfirman: 'Masuklah ke dalam
Surga bersama orang tua kalian.'" [15]

Sebagian manusia memutuskan untuk beribadah dan menjadi "pendeta" serta
tidak menikah, dengan alasan bahwa semua ini adalah taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah. Kita sebutkan kepada mereka dua hadits
berikut ini, agar mereka mengetahui ajaran-ajaran Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam dan keharusan mengikuti Sunnahnya pada apa yang
disabdakannya. Inilah point yang kesembilan:

[9]. Tidak Menikah Karena Memanfaatkan Seluruh Waktunya Untuk Beribadah
Adalah Menyelisihi Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam

Wahai saudaraku yang budiman. Engkau memutuskan untuk tidak menikah agar
dapat mempergunakan seluruh waktumu untuk beribadah adalah menyelisihi
Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab, agama kita bukan agama
"kependetaan" dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
merekomendasi-kan hal itu kepada kita.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas bin Malik, ia
menuturkan: Ada tiga orang yang datang ke rumah isteri-isteri Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika mereka diberi kabar, mereka
seakan-akan merasa tidak berarti. Mereka mengatakan: "Apa artinya kita
dibandingkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Allah telah
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan terkemudian?" Salah seorang
dari mereka berkata: "Aku akan shalat malam selamanya." Orang kedua
mengatakan: "Aku akan berpuasa sepanjang masa dan tidak akan pernah
berbuka." Orang ketiga mengatakan: "Aku akan menjauhi wanita dan tidak
akan menikah selamanya." Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam datang lalu bertanya: "Apakah kalian yang mengatakan demikian dan
demikian? Demi Allah, sesungguhnya aku lebih takut kepada Allah dan
lebih bertakwa daripada kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat
dan tidur, serta menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci Sunnahku,
maka ia bukan termasuk golonganku.'" [16]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui Salman Radhiyallahu ‘anhu
atas apa yang dikatakannya kepada saudaranya, Abud Darda' Radhiyallahu
‘anhuma yang telah beristeri, agar tidak menghabiskan waktunya untuk
beribadah dan menjauhi isterinya, yaitu Ummud Darda’ Radhiyallahu ‘anha.
Dia menceritakan kepada kita peristiwa yang telah terjadi.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Wahb bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘anhu, ia
menuturkan: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan antara
Salman dan Abud Darda'. Ketika Salman mengunjungi Abud Darda', dia
melihat Ummud Darda' mubtadzilah (memakai baju apa adanya dan tidak
memakai pakaian yang bagus). [17] Dia bertanya: "bijimana keadaanmu?"
Ia menjawab: "Saudaramu, Abud Darda', tidak membutuhkan dunia ini,
(yakni wanita. Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah terdapat tambahan: ‘Ia
berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari’).”

Kemudian Abud Darda' datang lalu Salman dibuatkan makanan. "Makanlah,
karena aku sedang berpuasa," kata Abud Darda'. Ia menjawab: "Aku tidak
akan makan hingga engkau makan." Abud Darda' pun makan. Ketika malam
datang, Abud Darda' pergi untuk mengerjakan shalat.

Salman berkata kepadanya: "Tidurlah!" Ia pun tidur. Kemudian ia pergi
untuk shalat, maka Salman berkata kepadanya: "Tidurlah!" Ketika pada
akhir malam, Salman berkata: "Bangunlah sekarang." Lantas keduanya
melakukan shalat bersama.

Kemudian Salman berkata kepadanya: "Rabb-mu mempunyai hak atasmu, dirimu
mempunyai hak atasmu, dan keluargamu mempunyai hak atasmu. Oleh
karenanya, berikanlah haknya kepada masing-masing pemiliknya."

Kemudian Abud Darda' datang kepada Nabi n untuk men-ceritakan hal itu kepada beliau, maka beliau menjawab: "Salman benar." [18]

Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu
‘anhu, ia menuturkan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: "Wahai ‘Abdullah, aku diberi kabar, bukankah engkau selalu
berpuasa di siang hari dan shalat pada malam hari?" Aku menjawab:
"Benar, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Jangan engkau lakukan!
Berpuasa dan berbukalah, bangun dan tidurlah. Sebab jasadmu mempunyai
hak atasmu, matamu mempunyai hak atasmu, dan isterimu mempunyai hak
atasmu.'" [19]

[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia
Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin
Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu
Katsair]
__________
Footnotes
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 5065) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1400) kitab
an-Nikaah, Abu Dawud (no. 2045) kitab an-Nikaah. Pensyarah kitab ‘Aunul
Ma’buud Syarh Sunan Abi Dawud (VI/28-29) berkata: "Wahai Abu
‘Abdirrahman -kunyah Ibnu Mas’ud-, akan kembali kepadamu apa yang pernah
engkau alami, akan kembali kepadamu apa yang telah berlalu dari
semangatmu dan kekuatan muda-mu. Sebab, itu dapat membangkitkan kekuatan
badan."
[10]. HR. Al-Bukhari (no. 3424), kitab Ahaadiitsul Anbiyaa'.
[11]. HR. Muslim (no. 1659), kitab al-Aimaan wan-Nudzuur.
[12]. Sebagian ahli ilmu menafsirkan al-kais al-kais dengan jima'.
Sebagian lainnya menafsirkannya dengan memperoleh anak dan keturunan.
Sebagian lain lagi menafsirkannya sebagai anjuran untuk berjima'.
[13]. HR. Al-Bukhari (no. 5079) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 715) kitab
al-Aimaan, Ibnu Majah (no. 1860) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 13710).
[14]. HR. Ibnu Majah (no. 1861) kitab an-Nikaah, dan di dalamnya
terdapat ‘Abdur-rahman bin Salim, yang dinilai oleh al-Bukhari bahwa
haditsnya tidak shahih.
[15]. HR. Ahmad (no. 16523), dan para perawinya tsiqat kecuali Abul Mughirah, ia adalah shaduq.
[16]. HR. Al-Bukhari (no. 5063) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1401) kitab
an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3217) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 13122).
[17]. Peristiwa ini sebelum turunnya ayat hijab, wallaahu a’lam.
[18]. HR. Al-Bukhari (no. 1968) kitab ash-Shiyaam, at-Tirmidzi (no. 2413).
[19]. HR. Al-Bukhari (no. 5199) kitab an-Nikaah, dan Muslim (no. 1159).

Back to top Go down
 
Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalikan Semangat Kepemudaan
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Seuramoe Forum :: ● RELIGI & SPIRITUAL ● :: Islam Itu Indah :: Nikah-
Jump to: