Seuramoe Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
HomeSeuramoeSearchRegisterLatest imagesLog in

 

 Salah Kaprah dalam Bercinta

Go down 
AuthorMessage
june.dawn
Co-Admin
june.dawn


Join Date : 2011-06-06
Location : Banda Aceh
Posts : 101
Salah Kaprah dalam Bercinta Left_bar_bleue98 / 10098 / 100Salah Kaprah dalam Bercinta Right_bar_bleue


Salah Kaprah dalam Bercinta Empty
PostSubject: Salah Kaprah dalam Bercinta   Salah Kaprah dalam Bercinta EmptyTue 14 Jun 2011 - 15:56

Adab Bergaul Antara Lawan Jenis Para
pembaca yang budiman, ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah
benih di dalam jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan
fitrah (insting) yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah Ta’ala
berfirman yang artinya, ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan terhadap perkara yang dinginkannya berupa wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenagan hidup di
dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran: 14)Islam
adalah agama yang sempurna, di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan
manusia, bijimana pergaulan antara lawan jenis. Di antara adab bergaul
antara lawan jenis sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama kita
adalah: 1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis Allah
berfirman yang artinya, ”Katakanlah kepada laki-laki beriman:
Hendahlah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.”
(An Nur: 30). Allah juga berfirman yang artinya,”Dan katakalah kepada
wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.” (An Nur: 31) 2. Tidak berdua-duaan Rasulullah
shallallah ’alaihi wa sallam bersabda, ”Janganlah seorang laki-laki
berdua-duaan (kholwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR.
Bukhari & Muslim) 3. Tidak menyentuh lawan jenis Di
dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, ”Demi Allah,
tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali
meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari).
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan
salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Seandainya kepala seseorang
ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh
wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)
Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar.
Salah Kaprah dalam Bercinta Tatkala
adab-adab bergaul antara lawan jenis mulai pudar, luapan cinta yang
bergolak dalam hati manusia pun menjadi tidak terkontrol lagi. Akhirnya,
setan berhasil menjerat para remaja dalam ikatan maut yang dikenal
dengan ”pacaran”. Allah telah mengharamkan berbagai aktifitas yang dapat
mengantarkan ke dalam perzinaan. Sebagaimana Allah berfirman yang
artinya, ”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesugguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al Isra’: 32).
Lalu pintu apakah yang paling lebar dan paling dekat dengan ruang
perzinaan melebihi pintu pacaran?!! Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak
adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah
dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa
berkeinginan dan berangan-angan, lalu farji (kemaluan) yang akan
membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Bukhari & Muslim). Kalaulah
kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu
yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah
memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat
berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang?
Bukankah dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara di hadapan
pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran senantiasa memikirkan dan
membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjinya pun akan segera
mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggalah penyesalan. Waktu tidaklah
bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih
suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas keberhasilan
usahanya …. Iblis, Sang Penyesat Ulung Tentunya
akan sulit bagi Iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan
sebagian orang sampai terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya
cipika-cipiki atau yang semodel dengan itu. Akan tetapi yang perlu kita
ingat, bahwasanya Iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk
menyesatkan semua manusia. Iblis berkata, ”Demi kekuasaan-Mu, aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (Shaad: 82). Termasuk di antara alat yang
digunakan Iblis untuk menyesatkan manusia adalah wanita. Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah aku tinggalkan
setelahku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
wanita.” (HR. Bukhari & Muslim). Kalaulah Iblis tidak berhasil
merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke dalam gaya
pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi Iblis untuk bisa tertawa
dengan membuat mereka berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya.
Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran seperti ini dibungkus
dengan agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama
kepada lawan jenisnya, miss called atau SMS pacarnya untuk bangun
shalat tahajud dan lain-lain. Ringkasnya sms-an dengan
lawan jenis, bukan saudara dan bukan karena kebutuhan mendesak adalah
haram dengan beberapa alasan: (a) ini adalah semi berdua-duaan, (b)
buang-buang pulsa, dan (c) ini adalah jalan menuju perkara yang haram.
Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. [Ibnu Sutopo] Cinta Bukanlah Disalurkan Lewat Pacaran Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Cinta
kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab
cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu,
Allah Ta’ala menjadikan w...anita sebagai perhiasan dunia dan
kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga
telah mengatur bijimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam
syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta
itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang
melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala
mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan
syari’at Islam mengenai pacaran. Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina Allah
Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)Dalam Tafsir Jalalain
dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan
‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja
tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih
terlarang. Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila
perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram
dilihat dari maksud pembicaraan.” Dilihat dari perkataan
Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan
(perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti
memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang
dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada
zina adalah suatu hal yang terlarang. Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan Allah
memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat
lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada
laki–laki yang beriman : ”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya
dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24]: 30 )Dalam
lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman, “Katakanlah kepada
wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24]: 31) Ibnu
Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini
merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk
menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka
melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat
(yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan
pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat
sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka
memalingkan pandangannya dengan segera.” Ketika
menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan, ”Firman
Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman :
hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka
menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang
lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat
bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami
atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian
ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain
dengan tanpa syahwat.” Lalu bijimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?Dari
Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas
(tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR.
Muslim no. 5770) Faedah dari menundukkan pandangan,
sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya)
“yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan
menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga
agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir
–semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga
kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati
dan agama kita selalu terjaga kesuciannya- Meninjau Fenomena Memadu Kasih Lewat Pacaran Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina Yang
namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya
mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating.
Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa
terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri.
Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami
semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar
di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar
jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak
dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan
ayat yang mulia (yang artinya), “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Selanjutnya, kami akan tunjukkan
beberapa jalan menuju zina yang tidak mungkin lepas dari aktivitas
pacaran. Kedua: Pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan Padahall
Allah Ta’ala perintahkan dalam firman-Nya (yang artinya), “Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat”.” (QS. An Nur: 30). Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera
memalingkan pandanganku.”[1] Ketiga: Pacaran seringnya berdua-duaan (berkholwat) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki
berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena
sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua
kecuali apabila bersama mahromnya.”[2] Berdua-duaan (kholwat) yang
terlarang di sini tidak mesti dengan berdua-duan di kesepian di satu
tempat, namun bisa pula bentuknya lewat pesan singkat (sms), lewat
kata-kata mesra via chating dan lainnya. Seperti ini termasuk semi
kholwat yang juga terlarang karena bisa pula sebagai jalan menuju
sesuatu yang terlarang (yaitu zina). Keempat: Dalam pacaran, tangan pun ikut berzina Zina
tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom sehingga
ini menunjukkan haramnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan
ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah
dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah
dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina
kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau
mengingkari yang demikian.”[3] Inilah beberapa pelanggaran
ketika dua pasangan memadu kasih lewat pacaran. Adakah bentuk pacaran
yang selamat dari hal-hal di atas? Lantas dari sini, bagaimanakah
mungkin pacaran dikatakan halal? Dan bijimana mungkin dikatakan ada
pacaran islami padahal pelanggaran-pelanggaran di atas pun ditemukan?
Jika kita berani mengatakan ada pacaran Islami, maka seharusnya kita
berani pula mengatakan ada zina islami, judi islami, arak islami, dan
seterusnya. Cinta, Takut dan HarapOleh: Aditya BudimanKetiga
kata yang disebutkan dalam judul di atas merupakan kata-kata yang diri
kita, hati kita tidak akan lepas darinya. Baik ketika kita masih
kecil, menjelang usia muda bahkan ketika kita tua. Namu...n terkadang
kita salah mengartikan dan menyalurkan ketiga hal di atas dengan
sesuatu yang terlarang dalam agama. Oleh karena itu menjadi suatu hal
yang selayaknya kita tahu ketiga hal di atas dengan benar, untuk itulah
mari kita luangkan sejenak waktu kita untuk mempelajari sekelumit
tentangnya. Mengenal Cinta (Mahabbah) Cinta
dan keinginan merupakan asal/sebab setiap perbuatan/amal dan gerakan di
alam semesta ini, kedua hal itulah yang mengawali segala perbuatan dan
gerakan sebagaimana benci dan rasa ketidaksukaan adalah asal/sebab
yang mengawali seseorang untuk meninggalkan dan menahan diri dari
sesuatu[1]. Ibnul Qoyyim rohimahullah menyebutkan bahwa
dasar ibadah, kesempurnaan serta kelengkapannya adalah cinta. Karena
itulah seorang hamba tidak boleh mempersekutukan Allah dengan kecintaan
kepada selainNya[2]. Bahkan dua kalimat yang seseorang tidak akan
masuk islam kecuali dengannya yaitu dua kalimat syahadat tidaklah sah
jika seseorang yang mengucapkannya kecuali dengan rasa cinta[3].
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya), “Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah
(melebihi cinta orang musyrik kepada berhala mereka)” (QS. Al Baqoroh
[2] : 165). Bahkan hakikat peribadatan adalah menghinakan diri dan
tunduk kepada yang dicintai. Dengan kata lain yang dinamakan hamba
adalah orang yang dihinakan oleh rasa cinta dan ketundukan kepada orang
yang dicintai. Oleh karena itulah tingkatan yang paling mulia bagi
seorang hamba adalah penghambaan kepada yang dicintainya. Lihatlah
betapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut mahlukNya yang paling mulia
dan paling dicintaiNya yaitu Rosulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi
was sallam dengan sebutan hamba. Sebagaimana dalam firman Allah ‘Azza
wa Jalla (yang artinya), “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha” (QS.
Al Isro’ [17] : 1)[4]. 5 Cinta yang Harus Dibedakan Terdapat 5 macam cinta yang harus dibedakan, sebab orang yang tidak membedakannya pasti akan tersesat kerenanya.1.Mahabbatullah/cinta
kepada Allah. Hal ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang
dari adzab Allah dan mendapatkan pahalaNya. Sebab kaum musyrikin,
penyembah salib dan yahudi juga mencintai Allah[5].2.Mahabbatu
maa yuhibbullah/mencintai perkara yang Allah cintai. Hal inilah yang
memasukkan pelakunya ke dalam islam dan mengeluarkannya dari kekafiran.3.Al
Hubb lillah wa fillah/mencintai karena Allah dalam keta’atan
kepadaNya. Hal ini merupakan konsekwensi dari mencintai perkara yang
Allah cintai. Sungguh mencintai sesuatu tidaklah akan benar-benar
terwujud kecuali dengan mencintai hal itu karena Allah dan dalam
keta’atan kepadaNya.4.Al Mahabbatu ma’allah/mencintai selain
Allah bersama Allah. Ini adalah kecintaan orang-orang musyrik kepada
Allah. Barangsiapa yang mencintai sesuatu bersama Allah bukan karena
Allah, bukan sebagai sarana kepada kecintaan pada Allah dan bukan dalam
keta’atan kepadaNya maka dia telah menjadikan sesuatu tersebut sebagai
tandingan bagi Allah. Seperti inilah kecintaan kaum musyrikin.5.Al
Mahabbatu ath Thobi’iyah/cinta yang sejalan dengan tabi’at. Cinta ini
bentuknya berupa kecenderungan seseorang terhadap perkara yang sesuai
dengan tabi’atnya seperti seseorang yang haus mencintai air, seseorang
suami dan ayah mencintai istri dan anak dan seterusnya. Kecintaan jenis
ini tidaklah tercela selama kecintaan tersebut tidak melalaikan dari
mengingat Allah (ibadah) dan menghambat kesibukan hamba dalam mencintai
Allah. Semisal seorang yang karena cintanya kepada anaknya menyebabkan
ia lalai dari sholat jama’ah karena bekerja untuk memberi nafkah
anaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun [63] : 9).[6] Jika
demikian celaan Allah pada hal-hal yang mubah maka bagaimanakah celaan
Allah terhadap kecintaan seseorang terhadap perkara yang haram semisal
seorang pemuda yang mencintai pacarnya[7] apalagi jika kecintaan ini
menghalanginya dari ibadah kepada Allah, semisal melalaikan sholat
jama’ah. Maka tentulah celaan Allah untuk orang yang demikian
bertumpuk-tumpuk banyaknya. sumber
Back to top Go down
 
Salah Kaprah dalam Bercinta
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Seuramoe Forum :: ● RELIGI & SPIRITUAL ● :: Islam Itu Indah :: Nikah-
Jump to: