Khutbah Jum’at Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin
12 Muharram 1411 Hijriah
Khutbah pertamaSegala puji bagi Allah yang di tanganNya perbendaharaan langit dan
bumi, bagiNyalah kepemilikan dan bagiNyalah segala pujian dan Dia
menyaksikan segala sesuatu. Dia memiliki hikmah dalam segala
keputusannya baik dalam syari’atNya maupun dalam taqdir yang
ditetapkanNya. Dia melakukan apa saja yang dikehendakiNya dan menghukum
dengan yang Dia inginkan. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, tidak ada syarikat bagiNya, Dzat yang
Maha melindungi dan Maha terpuji. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad
adalah hambaNya dan utusanNya, penutup para nabi dan merupakan pimpinan
para nabi dan merupakan hamba yang paling mulia. Semoga Allah
memberikan shalawat kepada Nabi dan kepada keluarganya dan para
sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dengan baik hingga hari
kiamat.
Kemudian dari pada itu,
Sesungguhnya Allah telah berfirman seraya menjelaskan kesempurnaan
kekuasaanNya dan kesempurnaan hikmahNya dan bahwasanya segala perkara
adalah di bawah kekuasaan-Nya dan Dialah yang mengatur bagi
hamba-hamba-Nya apa yang dikehendakiNya- berupa keamanan dan
ketenangan, ketakutan, kemakmuran, kesulitan, kemudahan, kesempitan,
sedikit, banyak….dan seterusnya, Allah berfirman
(يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (الرحمن:29
Semua yang ada di langit dan di bumi selalu minta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (QS. 55:29)Allah memutuskan perkara-perkara yang berlaku pada makhluknya,
hukum-hukum-Nya berlaku pada hamba-hambaNya terkadang seseuai dengan
kebijaksanaan-Nya dan karunianya, dan terkadang sesuai dengan
kebijaksanaan-Nya dan keadilan-Nya, Dan Tuhanmu tidak akan berbuat
dzalim kepada siapapun
(وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ) (الزخرف:76)
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. 43:76) Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita beriman kepada Allah dan taqdirNya. Beriman kepada taqdir Allah
merupakan salah satu rukun iman. Kita beriman bahwasanya apa saja yang
kita rasakan berupa kebaikan dan kelapangan semua itu merupakan nikmat
Allah yang Allah karuniakan kepada kita yang mewajibkan kita untuk
bersyukur kepada Dzat sumber karunia dan pemilik karunia tersebut dengan
taat kepadaNya, yaitu dengan menjauhi laranganNya dan menjalankan
perintahNya. Karena jika kita taat kepada Allah maka kita telah
bersyukur atas karunia Allah dan jika demikian maka kita berhak untuk
meraih apa yang dijanjikan Allah kepada kita, yaitu karunia Allah kepada
kita dengan memberi tambahan kenikmatan. Allah berfirman
(وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ) (النحل:53)
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), (QS. 16:53)(وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ) (ابراهيم:7)
“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan:”Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih”. (QS. 14:7)Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita di Negara Saudi Arabia ini, alhamdulillah kita berada di atas
kehidupan yang aman, nyaman dan tentram, namun ingatlah bahwa keamanan
dan ketentraman ini tidak akan berkesinambungan selamanya kecuali
dengan ketaatan kepada Allah…tidak akan berkesinambungan selamanya
hingga kita taat kepada Allah…hingga kita menyeru manusia kepada
kebaikan dan mencegah mereka dari melakukan perkara-perkara
kemungkaran…hingga kita menolong mereka para penegak amar ma’ruf nahi
mungkar di tengah umat Islam karena merekalah yang mencegah umat
ditimpa dengan sebab-sebab hukuman dan adzab, oleh karena itu wajib
bagi kita untuk menolong mereka. Wajib bagi kita agar masuk dalam
barisan mereka.
Jika mereka bersalah maka wajib bagi kita untuk mengetahui kesalahan
mereka dan hendaknya kita mengingatkan mereka dari kesalahan tersebut
dan membimbing mereka kepada petunjuk yang benar, bukan malah kita
menjadikan kesalahan-kesalahan mereka alasan untuk menjatuhkan dan
menjauhkan mereka dari tugas yang mulia ini, ini adalah metode yang
tidak baik.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin berupa
penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan,
baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan
oleh maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang
meninggalkan perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan
syari’at Allah, bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat
dengan hukum selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh
makhluk dan Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih sayang
ibu-ibu dan bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan
dan kebaikan bagi mereka daripada diri mereka sendiri
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Seungguhnya saya mengulangi kalimat saya ini karena urgensinya dan
karena banyak orang yang berpaling darinya. Sesungguhnya saya katakan
bahwa musibah dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin berupa
penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan,
baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan
oleh maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang
meninggalkan perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan
syari’at Allah, bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat
dengan hukum selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh
makhluk dan Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih saying
ibu-ibu dan bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan
dan kabaikan bagi mereka daripada diri mereka sendiri
Allah berfirman
(وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ) (الشورى:30)
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. 42:30)(مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ
سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى
بِاللَّهِ شَهِيداً) (النساء:79)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS.
4:79)Kebaikan apa saja yang kita rasakan baik berupa kenikmatan ataupun
keamanan sesungguhnya Allah-lah yang telah mengaruniakannya kepada kita
permulaan dan di penghujung. Dialah yang telah memberikan kita karunia
kepada kita (berupa kemudahan untuk bisa beribadah kepadaNya-pen) maka
kitapun bisa melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya
kebaikan-kebaikan. Dialah yang telah menyempurnakan kenikmatan bagi
kita.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya kebanyakan orang-orang sekarang menyandarkan
musibah-musibah yang mereka alami, apakah musibah yang menyangkut harta
dan perekonomian atau yang menyangkut keamanan dan politik, mereka
menyandarkan musibah-musibah ini hanya kepada sebab-sebab alami,
materi, atau kepada sebab pergolakan politik, atau sebab perekonomian,
atau kepada sebab perselisihan tentang daerah perbatasan antara dua
Negara.
Tidak diragukan lagi hal ini disebabkan kurangnya pemahaman mereka
dan lemahnya iman mereka dan kelalaian mereka dari mentadabburi
Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya dibalik semua sebab-sebab material, alami tersebut adalah
sebab syar’i, yang merupakan sebab timbulnya seluruh musibah dan
malapetaka, yang lebih kuat, lebih besar, dan lebih berpengaruh
daripada sebab-sebab materi di atas. Namun terkadang sebab-sebab materi
merupakan sarana timbulnya musibah dan bencana sesuai dengan
konsekwensi dari sebab-sebab syar’iyah berupa bencana dan hukuman.
Allah berfirman;
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) (الروم:41)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(QS. 30:41)Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…, wahai ummat Nabi Muhammad…
Bersyukurlah atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada
kalian, yang kalian telah rasakan dan bersenang-senang dengan
kenikmatan-kenikmatan tersebut. Kalian wahai umat pengikut nabi
Muhammad adalah umat yang paling baik daripada umat-umat nabi yang
lain, kalian telah dimuliakan oleh Allah. Sesungguhnya Allah tidaklah
menjadikan hukuman kepada ummat ini akibat kemaksiatan-kemaksiatan yang
dilakukan oleh mereka dan dosa-dosa mereka sebagaimana hukuman yang
telah Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu. Allah tidak menimpakan
kebinasaan yang menyeluruh yang menghancurkan seluruh umat sekaligus
sebagaimana yang telah Allah timpakan kepada kaum ‘Aad tatkala mereka
dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan
hari terus menerus; maka kamu lihat kamu ‘Aad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang
telah kosong (lapuk).[2] Allah tidak menimpakan hukuman kepada umat ini
sebagaimana hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Tsamud, yang
ditimpa suara yang sangat keras dan mengguntur dan gempa, maka jadilah
mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat tinggal mereka[3],
tidak juga sebagaimana hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Nabi
Luth yang Allah kirimkan kepada mereka hujan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi batu dari langit dan Allah menjadikan
negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (dibalik).[4]
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya Allah dengan kebijaksanaan-Nya dan rahmat-Nya kepada ummat
ini, Allah menjadikan hukuman kepada mereka akibat dosa-dosa dan
kemaksiatan yang dikerjakan mereka berupa penguasaan sebagian mereka
terhadap yang lain sesama kaum muslimin. Allah berfirman:
(قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ
عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ
يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ
نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ
وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ لِكُلِّ نَبَأٍ
مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ) (الأنعام:67)
“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari
atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada
sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar
mereka memahami(nya). Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab
itu benar adanya. Katakanlah:”Aku ini bukan orang yang diserahi
mengurus urusanmu”. Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh
rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.”
(QS. 6:65-67)Ibnu Katsir menyabutkan dalam buku tafsir beliau hadits-hadits yang
banyak yang berkaitan dengan ayat yang pertama. Diantaranya adalah
hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhori dari Jabir bin Abdillah
–semoga Allah meridhoinya-, beliau berkata, “Tatkala turun firman
Allah“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,
dari atas kamu”, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung
dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” “atau dari bawah kaki
kalian”, Nabi berkata, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku
berlindung dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” atau Dia
mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan)
dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang
lain”, Nabi berkata هَذِه أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَر “Yang ini lebih ringan
atau lebih mudah”.
Dan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqos, beliau berkata,
أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُوْلِ الله حَتَّى
مَرَرْنَا عَلَى مَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَة فَدَخَلَ رَسُوْلُ الله
فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّيْنَا مَعَهُ فَنَجَى رَبَّهُ طَوِيْلاً
ثُمَّ قَالَ: “سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا سَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ
أُمَّتِي بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ
أُمَّتِي بِالسَّنَةِ بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ
يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
“Kami pergi bersama Rasulullah hingga kami melewati sebuah mesjid
bani Mu’awiyah maka Rasulullahpun masuk dalam mesjid tersebut kemudian
beliau sholat dua rakaat, maka kamipun sholat bersama beliau. Beliaupun
lama bermunajat kepada Allah, setelah itu beliau berkata (kepada
kami), “Aku meminta kepada Robku tiga perkara. Aku meminta kepadaNya
agar Dia tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka maka
Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agar Dia tidak
membinasakan umatku dengan musim kemarau yang berkepanjangan (yaitu
sebagaimana yang menimpa kaum Fir’aun) maka Dia mengabulkan
permintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agar tidak menjadikan mereka
saling betentangan (berperang satu dengan yang lainnya) maka Dia tidak
mengabulkan permintaanku”
Dan dari Khobab bin Al-Arth, beliau berkata,
وَافَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ فِيْ لَيْلَةٍ صَلاَّهَا كُلَّهَا حَتَّى
كَانَ مَعَ الْفَجْرِ فَسَلَّمَ رَسُوْلُ اللهِ مِنْ صَلاَتِهِ فَقُلْتُ
“يَا رَسُوْلَ اللهِ لَقَدْ صَلَّيْتَ اللَّيْلَةَ صَلاَةً مَا رَأَيْتُكَ
صَلَّيْتَ مِثْلَهَا”، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ:”أَجَل، إِنَّهَا صَلاَةُ
رَغَبٍ وَرَهَبٍ سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِيْهَا ثَلاَثَ خِصَالٍ
فَأَعْطَانِيْ اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ
وَجَلَّ أَلاَّ يُهْلِكَنَا بِمَا أَهْلَكَ بِهِ الأُمَمَ قَبْلَنَا.
سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ يُظْهِرَ عَلَيْنَا عَدُوًّا مِنْ
غَيْرِنَا فَأَعْطَانِيْهَا. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ شِيَعًا
وَيُذِيْقَ بَعْضَنَا بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيْهَا”
“Aku mendapati Rasulullah pada suatu malam dimana Rasulullah sholat
semalam penuh hingga menjelang terbit fajar, Rasulullahpun salam
(selesai) dari sholat malamnya. Akupun berkata, “Ya Rasulullah malam
ini engkau sholat yang tidak pernah sebelumnya aku melihat engkau
sholat seperti ini”. Rasulullah berkata, “Benar, ini adalah sholat yang
berisi harapan dan ketakutan. Aku telah meminta Robbku dalam sholatku
tiga perkara, lalu Dia mengabulkan dua permintaanku dan tidak
mengabulkan yang satu. Aku meminta kepada Robbku agar Ia tidak
membinasakan kita sebagaimana Dia telah membinasakan umat-umat sebelum
kita maka Allah-pun mengabulkannya. Dan aku meminta kepada Robbku agar
tidak menjadikan musuh dari selain golongan kita (selain dari kaum
muslimin) menguasai kita maka Diapun mengabulkannya. Dan aku memohon
kepada Robku agar tidak Dia menjadikan kita dalam golongan-golongan
(yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu kepada
keganasan sebagian yang lain maka Dia tidak mengabulkannya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasai, dan At-ThirmidziWahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya kalian beriman dan mempercayai kebenaran ayat-ayat
ini dan kalian beriman dan membenarkan hadits-hadits yang sohih (benar
datangnya) dari Rasulullah namun kenapakah kalian tidak
merenungkannya…??, kenapa kalian tidak merenungkan kandungannya….??,
kenapa kalian tidak menyandarkan musibah dan malapetaka yang menimpa
kalian kepada kekurangan dan kelemahan agama kalian hingga kalian
kembali kepada Robb kalian dan kalianpun menyelamatkan jiwa kalian dari
sebab-sebab kebinasaan dan kehancuran??Bertakwalah kepada Allah, takutlah kepada Allah wahai hamba-hamba
Allah, lihatlah kepada kondisi kalian, bertaubatlah kepada Allah dan
luruskanlah jalan kalian menuju kepadaNya. Ketahuilah bahwasanya
seluruh musibah yang menimpa kalian wahai umat Muhammad dan seluruh
fitnah dan bencana yang kalian alami sesungguhnya berasal dari diri
kalian sendiri, berasal karena sebab dosa-dosa kalian. Maka hendaklah
kalian bertaubat dari setiap dosa yang kalian lakukan, kembalilah
kepada jalan Allah dan berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah,
ujian, dan bencana. Bencana dunia yang menyangkut jiwa berupa
pembunuhan dan luka serta terpecah-pecahnya kalian, atau berupa bencana
yang mengenai harta benda seperti kurangnya harta dan porak-prandanya
harta benda. Demikian juga bencana yang berkaitan dengan agama yang
menimpa hati berupa syubhat-syubhat dan syahwat (hawa nafsu) yang telah
merintangi umat ini dari agama Allah dan menjauhkan umat dari jalan
salaf mereka sehingga menjerumuskan umat ini kedalam jurang api neraka.
Sesungguhnya fitnah (bencana) yang menimpa hati lebih besar dan lebih
bahaya dan lebih buruk akibatnya daripada bencana yang berkaitan dengan
dunia yang jika terjadi maka akibatnya hanyalah kerugian materi
dunia….dan dunia bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Adapun
cobaan yang menimpa agama maka akibatnya adalah kerugian di dunia dan
akhirat. Allah berfirman
“Katakanlah:”Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada
hari kiamat”.Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”.
(QS. 39:15)Ya Allah kami memohon kepadaMu dan kami sedang menunggu pelaksanaan
kewajiban kami (yaitu sholat jum’at) agar Engkau menjadikan kami
termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat
Engkau dan termasuk orang-orang yang sadar dan mengambil ibroh tatkala
turun hukuman-Mu (berupa bencana dan musibah).
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beriman dengan
keimanan yang sebenar-benarnya yang mereka menyandarkan musibah yang
melanda mereka kepada sebab yang hakiki yaitu sebab syar’i yang telah
Engkau jelaskan dalam Kitab-Mu dan melalui lisan Rasul-Mu Muhammad.
Ya Allah karuniakanlah bagi umat ini dan bagi para pemimpin-pemimpin
mereka agar kembali taubat kepada Engkau dengan taubat yang
sebenar-benarnya baik lahir maupun batin, baik dalam perkataan maupun
perbuatan hingga kembali umat ini menjadi baik, karna kebaikan para
pemimpin merupakan kebaikan bagi umat yaitu kebaikan mereka merupakan
sebab kebaikan bagi umat.
Ya Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau meluruskan pemerintah dan
para penguasa kaum muslimin dan menganugerahkan kepada mereka
kesadaran dengan apa yang telah menimpa ummat serta memberikan taufik
dan petunjuk kepada mereka menuju kepada apa yang Engkau cintai dan
ridhai.
Ya Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau menjauhkan mereka dari
penasehat-penasehat yang buruk, sesungguh Engkau Maha kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah anugrahkan kepada mereka penasehat-penasehat yang
terbaik yang menunjukkan kepada mereka jalan kebaikan serta mendorong
dan menganjurkan mereka untuk melekukannya.
Ya Allah siapa saja yang tidak menasehati mereka dan tidak berbuat
baik terhadap rakyat mereka maka jauhkanlah ia dari para penguasa dan
gantikanlah bagi mereka penasehat yang lebih baik. Wahai penguasa alam
semesta, wahai Dzat Yang memiliki kemuliaan dan keagungan.
Khutbah yang keduaSegala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan baik yang penuh
barokah sebagaimana yang dicintai Rob kami dan diridhaiNya. Saya
bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan
Allah saja, tidak ada syarikat bagiNya. Hanya baginyalah segala pujian
di dunia dan di akhirat.
Kemudian daripada itu,
Wahai hamba-hamba Allah bertakwalah dan takutlah kalian kepada
Allah, waspadalah kalian dari sikap melalaikan syari’at
Allah….hati-hatilah kalian dari sikap lalai terhadap ayat-ayat
Allah….hati-hatilah kalian dari sikap lalai dari mentadabburi
kitabullah (Al-Qur’an)…hati-hatilah kalian terhadap sikap lalai dari
mengenal sunnah-sunnah Rasuluullah. Sesungguhnya pada Al-Qur’an dan
sunnah-sunnah Nabi terdapat sumber kebahagiaan kalian di dunia dan di
akhirat jika kalian memegang teguh kepada sunnah-sunnah Nabi dengan
membenarkan segala berita dari Rasulullah dan melaksanakan
perintah-perintah Rasulullah.
Wahai hamba-hamba Allah…
Sebagian orang ragu dan meragukan orang lain tentang perkara bahwa
maksiat-maksiat merupakan sebab timbulnya musibah dan bencana, hal ini
dikarenakan kelemahan iman mereka dan kurangnya mereka merenungkan
kandungan isi Al-Qur’an. Saya akan bacakan kepada mereka dan yang
sejenis mereka firman Allah
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ
نَائِمُونَ َأوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحىً
وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (لأعراف:99-96
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka
sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan
naik ketika mereka sedang bermain?Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali
orang-orang yang merugi. (QS.Al A’raaf 96-99)Sebagian salaf mengatakan, “Jika engkau melihat Allah memberikan
kenikmatan kepada seseorang sedangkan engkau melihat orang ini terus
melakukan kemaksiatan maka ketahuilah bahwa ini adalah tipuan Allah
kepadanya, dan orang tersebut masuk dalam kategori firman Allah
(سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ) (القلم:44)
Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. dan Aku memberi
tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS. 68:44)Wahai kaum muslimin…, wahai hamba-hamba Allah…
Demi Allah sesungguhnya kemaksiatan sangat mempengaruhi keamanan
Negara, sangat berpengaruh terhadap ketentaraman bangsa dan
perekonomiannya, serta mempengaruhi hati-hati rakyat.
Sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan benar-benar menyebabkan tercerai-berainya kaum muslimin antara satu dengan yang lain…
Sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan menyebabkan seorang muslim
memandang saudaranya sesama muslim seakan-akan saudaranya tersebut
berada di atas agama yang lain selain agama Islam.
Namun jika kita benar-benar membenahi dan meluruskan diri kita
masing-masing demikian juga membenahi keluarga kita, tetangga kita,
penduduk bangsa yang mampu kita benahi diantara mereka, kemudian kita
saling seru-menyeru kepada kebaikan dan saling mencegah dari melakukan
kemungkaran, kita membantu dan memperkuat siapa saja yang menegakkan
amar ma’ruf nahi mungkar dengan bijaksana dan nasehat yang baik, maka
dengan demikian barulah timbul persatuan dan keselarasan. Allah
berfirman
(وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ
تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ
وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ) (آل عمران:105)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai
orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat siksa yang berat, (QS. 3:105)Saya mengajak diri saya sendiri dan kalian wahai saudara-saudaraku
untuk bersatu di jalan Allah dan saling bergandengan tangan dalam
menegakkan syari’at Allah, saling menasehati satu dengan yang lainnya
diantara kita, berdialog dengan siapa saja yang memang butuh untuk
diajak dialog namun dengan metode yang terbaik dan dengan hujjah
(argumentasi) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta dengan argumentasi
akal, tidak membiarkan para pelaku kebatilan tetap dalam kebatilan
mereka karena mereka berhak untuk kita jelaskan kepada mereka kebenaran
yang hakiki kemudian kita memotivasi mereka untuk melaksanakannya
serta kita jelaskan juga kepada mereka kebatilan mereka dan kita
memperingatkan mereka dari kebatilan tersebut.
Adapun kita adalah umat yang tercerai berai, tidak menengok antara
satu kepada yang lain, tidak memperhatikan antara satu dengan yang
lainnya….maka seseungguhnya barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan
kaum muslimin maka sesungguhnya ia bukan termasuk mereka.
Wahai kaum muslimin….
Sungguh saya ulang sekali lagi, saya katakan sesungguhnya wajib bagi
kita –yang alhamdulillah adalah orang-orang muslim yang beriman kepada
Allah- , wajib bagi kita untuk melihat musibah-musibah dan bencana
dengan kacamata syari’at yang seiring Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena
sesungguhnya kita kalau kita melihat bencana dan musibah dengan kacamata
materi maka selain kita yaitu orang-orang kafir mereka lebih kuat dari
kita jika ditinjau dari kekuatan materi, mereka lebih besar. Dengan
kekuatan materi tersebutlah mereka menguasai kita dan memperbudak kita.
Namun jika memandang dengan kacamata syari’at dari sudut pandang
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi maka kita akan meninggalkan sebab yang
menimbulkan segala bencana dan musibah ini (yaitu kemaksiatan dan dosa).
Dan jika kita kembali keapada Allah, bertaubat kepadaNya dan kita
menolong agama Allah maka sesungguhnya Allah telah berkata dalam
Al-Qur’an dan Dialah yang paling benar perkataannya dan yang paling
mampu;
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ
إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي
الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا
بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
(Demi Allah) seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha
Perkasa. (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al Hajj 40-41)Allah tidak berkata, “Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi maka mereka mendirikan tempat-tempat
dilaksanakannya kefasikan dan hal-hal yang melalaikan dan sia-sia”,
tetapi Allah berfirman “(yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Amatilah wahai saudaraku sesama muslim…bijimana Allah berfirman
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ
عَزِيزٌ “(Demi Allah) seungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”. Allah menta’kid (yaitu memperkuat dan menekankan makna)
pertolongan dalam ayat ini dengan penguat tekstual yaitu sumpah yang
dita’dirkan, huruf lam yang menunjukan akan penekanan dan huruf nun
untuk penekanan. Dan Allah juga menekankan kebenaran pertolongan Allah
juga dengan penguat-penguat secara maknawi, yaitu firman Allah إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat
lagi Maha Perkasa”. Maka dengan kekuatan-Nya dan keperkasaan-Nya Allah
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Perhatikanlah bijimana Allah
menutup dua ayat di atas dengan firmanNya وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ
الْأُمُورِ “dan kepada Allah-lah kembali segala urusan ”. Sesungguhnya
manusia terkadang berfikir dengan cara fakir yang keliru dengan berkata
“bijimana kita bisa menang menghadapi kaum kafir, padahal mereka
lebih kuat dari kita dan lebih sombong?”, maka Allah menjelasakan
bahwasanya seluruh perkara adalah hak prerogative-Nya semata, tidak ada
yang turut campur, dan bahwasanya Allah Maha kuasa atas segala
sesuatu. Kita semua mengetahui akibat yang ditimbulkan gempa bumi
dahsyat yang gempa tersebut terjadi hanya dengan perkataan Allah كُنْ
فَيَكُوْنُ “Jadilah! maka terjadilah”. Kemudian timbullah kerusakan dan
porak-pranda yang sangat besar yang merata, yang semua itu terjadi
hanya dalam waktu sekejap yang tidak bisa dilakukan oleh kekuatan kaum
kafir manapun.
Demi Allah, kalau kita benar-benar menolong agama Allah maka kita
akan selalu menang dan mengalahkan musuh-musuh kita di dunia ini. Namun
sungguh sangat disayangkan sesungguhnya banyak diantara kita yang
menjadi antek-antek dan pembantu-pembantu musuh-musuh Allah dan
musuh-musuh Rasulullah (baik sadar maupun tidak disadari, secara
langsung maupun tidak-pen). Mereka memperhatikan apa yang dilakukan
oleh kaum kafir tersebut dari perkara-perkara yang menyelisihi dan
menentang Allah dan RasulNya lalu merekapun mengikuti perlakuan
orang-orang kafir tersebut. Bahkan terkadang mereka pergi ke
negeri-negeri kaum kafir lalu mereka membawa buah hati mereka yaitu
putra putri mereka dan keluarga mereka ke negeri-negeri kaum kafir
tersebut yang tidak terdengar di situ kecuali gaung dan gema
lonceng-lonceng gereja…tidak terdengar di situ kumandang adzan…tidak
terdengar di situ dzikir kepada Allah…dan tidak nampak di situ kecuali
tempat-tempat dilakukannya hal-hal yang sia-sia dan melalaikan…
Maka kita mohon kepada Allah agar mengembalikan orang yang sesat
dari umat ini kepada jalan yang benar, agar menjadikan kita saling
bergandengan tangan dalam melaksanakan kebenaran, saling
tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan hingga kita
mengembalikan apa-apa yang telah sirna berupa kemuliaan dan
ketinggiannya, sesungguhnya Allah yang Menguasai hal itu dan Maha mampu
mewujudkannya.
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah berilah rahmat kepada Nabi dan kepada keluarganya
sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat-Mu kepada nabi Ibrahim dan
kepada keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung. Ya
Allah berilah barokah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya
sebagaimana Engkau memberikan barokah kepada Nabi Ibrahim dan kepada
keluarganya sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung.
Penerjemah:
Abu ‘Abdilmuhsin Firanda Andirja, LcArtikel
www.muslim.or.id[1] Diterjemahkan dari khutbah jum’at yang disampaikan oleh Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin pada tanggal 12 Muharram 1411 Hijriah.
[2] lihat QS. 69:6-7
[3] lihat QS 54:31 dan QS 7: 78
[4] lihat QS 11: 82