Seuramoe Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
HomeSeuramoeSearchRegisterLatest imagesLog in

 

 Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf

Go down 
AuthorMessage
june.dawn
Co-Admin
june.dawn


Join Date : 2011-06-06
Location : Banda Aceh
Posts : 101
Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf Left_bar_bleue98 / 10098 / 100Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf Right_bar_bleue


Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf Empty
PostSubject: Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf   Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf EmptyTue 14 Jun 2011 - 15:28

PELAJARAN TENTANG MANHAJ SALAF


Oleh
Asy Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Ubailan
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan 2/2



POKOK-POKOK MANHAJ SALAF
Dalam Masalah Aqidah/Keyakinan

[1]. Dalam masalah pengambilan I'tiqad (keyakinan) mereka membatasi
pengambilan hanya dari Kitabullah (Al Qur'an) dan Sunnah hadits)
Rasulullah.

[2]. Mereka berhujjah dalam maslah aqidah dengan hadits-hadits shahih,
dan mereka tidak membedakan antara hadits Mutawatir (periwayat haditsnya
banyak), dengan hadits ahad (periwayat haditsnya hanya satu). Dan
hadits-hadits yang terdapat dalam kitab-kitab mereka, dimana
hadits-hadits tersebut terdapat pembicaraan tentang kesahihannya,
tidaklah mereka cantumkan (dalam kitab-kitab mereka) untuk menetapkan
pokok-pokok atau dasar-dasar, akan tetapi hanyalah untuk
memperlihatkannya sebagaimana mereka tulis hadits-hadits itu dengan
sanad-sanadnya.

[3]. Mereka (yang berpegang pada metode salaf) memahami nash-nash
(teks-teks ayat dan hadits) berdasar dengan perkataan Salafush Shalih,
tafsir-tafsir (keterangan-keterangan) Salafush shlaih, dan
nukilan-nukilan mereka.

[4]. Menyerah dan tunduk terhadap wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala (Al
Qur'an) dan memberikan pada akal pikiran fungsinya yang hakiki, dan
tidak mendalami perkara yang ghaib, yang mana akal tidak sampai padanya.

[5]. Tidak memperndalam dalam ilmu kalam dan falsafah serta menolak penakwilan secara ilmu kalam.

[6]. Mengumpulkan di antara nash-nash pada satu masalah.

BEBERAPA KEISTIMEWAAN AQIDAH SALAF YANG DENGANNYA IA TAMPIL BEDA DARI FIRQAH (KELOMPOK) LAINNYA.
[1]. Aqidah Salaf diambil dari “mata air yang jernih” yaitu Al Qur'an
dan Al Hadits jauh dari kotoran hawa nafsu dan subhat-subhat
(kesamaran-kesamaran) dan tidak ada ta'wil-ta'wil yang dikutip dari
luar.

[2]. Aqidah Salaf akan meninggalkan dalam jiwa rasa tenang dan tentram,
dan menjauhkan seorang muslim dari keragu-raguan serta dugaan-dugaan.

[3]. Aqidah Salaf menjadikan kedudukan seorang muslim, sebagaimana
kedudukan seorang yang mengagungkan Al Qur'an dan sunnah. Karena ia
mengetahui bahwa segala apa yang terdapat dalam Al Qur'an dan hadits
(yang shahih) adalah haq yang benar dan pada yang demikian itu terdapat
keselamatan yang besar, dan keistimewaan yang besar.

[4]. Aqidah Salaf akan membentuk suatu sifat yang telah diridhai Allah
Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sifat yang disebutkan dalam firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya" [An-Nisa : 65]

[5]. Aqidah Salaf akan menghubungkan dan mengikat seorang muslim dengan Salafush Shalih.

[6]. Aqidah Salaf akan menyatukan barisan-barisan kaum muslimin dan
menyatukan kalimat mereka, karena aqidah Salaf melaksankan firman Allah.

"Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai" [Ali Imran : 103]

[7]. Dalam aqidah Salaf terdapat keselamatan bagi orang yang berpegang
padanya, serta memasukkannya dalam golongan orang yang mendapat kabar
gembira dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kemenangan
di dunia, serta keselamatan di akhirat.

[8]. Bahwa berpegang teguh dengan aqidah Salaf adalah salah satu sebab yang terbesar untuk kokoh dalam agama.

[9]. Aqidah Salaf sangat memberi pengaruh yang besar pada perangai dan
akhlaq orang yang berpegang teguh padanya. Kemudian aqidah Salaf juga
merupakan sebab yang terbesar untuk istiqomah pada agama Allah Subahanhu
wa Ta'ala.

[10]. Aqidah Salaf adalah sebab yang terbesar dalam mendekatkan diri
pada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan mendapatkan keriadhaanNya kemudian
apa telah kita bicarakan ini menggiring kita kepada pembicaraan yang
mempunyai hubungan erat dengan pembahasan diatas ; yaitu :

KEKHUSUSAN MANHAJ SALAF
[1]. Kekokohan Salafush Shalih di atas kebenaran dan tidak adanya sikap
berpindah-pindah (berbalik) sebagaimana sikap ini adalah adat kebiasaan
Ahlul hawa (para pengikut hawa nafsu). Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu
berkata kepada Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu:

“Sesungguhnya kesesatan yang benar-benar sesat adalah engkau mengetahui
(menganggap baik)apa yang tadinya engkau ingkari, dan engkau mengingakri
apa yang tadinya engkau ketahui, hati-hatilah engkau dari sikap yang
berganti dalam agama, karena sesungguhnya agama Allah Subhanahu wa
Ta'ala adalah satu”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “Secara global (dapat dikatakan)
kekokohan dan kemantapan pada ahli hadits dan sunnah. Berlipat ganda
dari apa yang terdapat pada ahli kalam dan falasifah".

Yang demikian itu sebagai bukti bahwa apa yang menjadi pijakan mereka adalah kebenaran dan petunjuk.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : "Sesungguhnya apa yang terdapat
pada kaum awam muslimin dan kalangan Ahlus Sunnah Waljama'ah berupa
pengetahuan, keyakinan dan ketenangan, tetapnya dalam kebenaran,
perkataan yang kokoh dan pasti, adalah perkara yang tidak dapat di
ingkari kecuali oleh orang yang Allah Subhanahu wa Ta'ala lenyapkan akal
dan agamanya".

[2]. Sepakatnya Salafush Shalih dalam masalah aqidah dan tidak adanya
perselisihan di antara mereka (dalam masalah aqidah) meskipun zaman dan
tempat mereka berbeda. Imam Al Asbahani menggambakan sifat ini dengan
perkataannya :

"Dan sebagian dalil yang menunjukkan bahwasanya ahli hadits berada di
atas al-haq adalah, jika engkau menelaah seluruh kitab-kitab mereka yang
ditulis sejak generasi awal hingga generasi akhir, dengan perbedaan
negara dan zaman mereka, serta jauhnya jarak tempat tinggal antar
mereka, masing-masing mereka tinggal pada benya yang berlainan, kamu
akan dapati mereka dalam menjelaskan masalah I'tiqad (keyakinan) mereka
berada dalam satu cara dan satu jalan. Mereka berjalan diatas satu jalan
dengan tidak menyimpang dan berbelok, perkataan mereka tentang I'tiqad
adalah satu, dan keluar dari lisan yang satu. Serta nukilan mereka satu,
kalian tidak akan jumpai perbedaan diantara mereka meskipun sedikit.
Bahkan jika engkau kumpulkan semua yang pernah terlintas di atas
lisan-lisan mereka (yang mereka nukil dari salaf) engkau akan jumpai
seakan-akan datang dari hati yang satu dan dari lisan yang satu pula.
Maka adakah dalial yang lebih jelas dari yang menunjukkan akan kebenaran
(mereka) ?"

[3]. Keyakinan ahli hadits bahwa jalan Salafush Shalih adalah lebih
selamat, lebih mengetahui, lebih bijaksana, tidak sebagaimana perkataan
yang dida’wahkan ahli kalam, bahwa jalan jalan Salafush Shalih lebih
selamat sedangkan jalan khalaf (mereka yang hidup setelah salafus
shalih) lebih mengetahui dan lebih bijaksana.

Syaikhul Islam berkata dalam bantahannya terhadap perkara yang
dibuat-buat ini : “Sungguh mereka telah berdusta atas jalan Salafush
Shalih, dan mereka sesat dalam membenarkan jalan khalaf (mereka yang
hidup setelah Salafus Shalih), maka mereka mengumpulkan antara kebodohan
terhadap jalan Salafush Shalih dalam berdusta atas mereka dengan
kebodohan serta kesesatan dalam membenarkan jalan khalaf”.

[4]. Bahwa Salafush Shalih adalah manusia yang paling tahu pada keadaan
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, perbuatan dan perkataan beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam, oleh karena itu mereka adalah manusia
yang paling cinta terhadap sunnah Nabi dan manusia yang paling
bersemangat untuk mengikuti sunnah Nabi, dan manusia yang paling banyak
loyalitasnya (pertolongan dan mengikuti) terhadap
Ahlus Sunnah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : "Jika Rasulullah adalah makhluq
yang paling sempurna dengan yang paling mengetahui hakikat-hakikat, dan
yang paling lurus perkataannya dan keadaannya, maka sudah pasti manusia
yang lebih mengetahui terhadap Rasulullah adalah makhluq yang lebih
mengetahui tentang itu semua, dan adalah manusia yang paling banyak
kesusaian dengan Rasulullah dan paling banyak menyontoh beliau adalah
makhluq yang paling utama”.

Yang demikian itu akan jelas, bahwa para Shahabat Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling berhak dan yang paling
pantas untuk menjadi Tha’ifah Al Mansyurah (kelompok yang mendapat
pertolongan) dan Firqatun Najiyah (kelompok yang mendapat keselamatan).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “Dengan ini akan jelas, bahwa
manusia yang paling pantas menjadi Firqah Najiyah (golongan yang
selamat) adalah ahli Hadits dan Sunnah, yang mana tidak ada pada mereka
manusia yang mereka ta’ashub (fanatik) padanya kecuali Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan ahli hadits adalah manusia yang
paling mengetahui terhadap perkataan dan keadaan Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam, dan manusia yang paling mampu membedakan antara hadits yang
shahih dan hadits yang tidak shahih”.

Dan Imam-Imam ahli hadits adalah orang-orang yang faqih (mengerti)
tentang hadits dan ahli dalam mengetahui makna-makna hadits (mereka)
membenarkan, mengamalkan dan cinta (terhadap hadits-hadits itu) dan
bersikap loyal (memberikan pertolongan dan mengikuti) terhadap orang
yang loyal kepada hadits, dan mereka memusuhi terhadap orang-orang yang
memusuhi hadits-hadits.

[5]. Dan yang paling istimewa dari keistimewaan Tha’ifah Al Mansyurah
(kelompok yang selamat) adalah semangat mereka dalam menyebarkan aqidah
shahihah dan agama yang lurus ini, di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala
mengutus para Rasul-Nya membawa agama Islam ini, dan keistimewaan yang
lain adalah mengajar dan menunjuki manusia, serta menasihati mereka,
disamping itu juga membantah orang-orang yang menyelisihi, serta
membantah yang ahli bid’ah.

[6]. Para Salafush Shalih berada pada sikap ditengah-tengah diantara
firaq (kelompok-kelompok, Syaikhul Islam Ibnu Tiamiyyah berkata :
“Posisi ahli sunnah dalam agama Islam seperti keadaan ahli Islam di
antara agama-agama lain”.

Kemudian beliau menjelaskan di tempat lainnya tentang sikap (posisi) ahli sunnah yang berada di tengah-tengah, beliau berkata :

[a]. Mereka berada di tengah-tengah dalam masalah sifat-sifat Allah
Subhanahu wa Ta'ala, yaitu antara Ta’til (mereka yang menolak adanya
sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala) dan ahli Tamsil (mereka yang
menyerupakan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala), dengan sifat
makhlukNya.
[b]. Dalam masalah keyakinan terhadap ancaman dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala, mereka berada di tengah antara kelompok Murji’ah dan kelokpok
Qadariyyah dan selain mereka.
[c]. Dalam masalah yang membahas iman dan agama berada di tengah antara kelompok Khawarij serta Murji’ah dan Jahmiyyah.
[d]. Dalam masalah Shahabat-Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
berada di tengah antara kelompok Syi’ah Rafidhah dan kelompok Khawarij.

[7]. Keistimewaan dari manhaj Salaf (yang lain) adalah sikap para
Salafush Shalih yang berpegang teguh pada nama-nama dan istilah-istilah
yang berdasarkan syari'at.

[8]. Keistimewaan yang lain, para Salafush Shalih sangat bersemangat
untuk berjama’ah serta bersatu, dan mereka menda’wahkan untuk itu, serta
menganjurkan manusia padanya, dan membuang sikap perselisihan dan
perpecahan, lalu memperingatkan manusia darinya, hal ini bisa dilihat
dari nama mereka yang masyhur adalah "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah" (orang
yang mngikuti Sunnah dan berjama'ah/bersatu) dan hal ini sebagaimana
terdapat dalam pokok-pokok ilmu (ajaran mereka), demikian juga hal
terwujud dalam kehidupan mereka dengan bukti nyata, diwujudkan dalam
kehidupan mereka dengan bukti nyata, diwujudkan dan dan diamalkan.

Selesai dengan memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dan memohon pertolongan
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan shalawat serta salam (kita
sampaikan) kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirrah Al-Islamiyah, edisi Th I/No :
05/1424/2003, Diterbitkan Ma'had Ali Al-Irsyad Jl. Sultan Iskandar Muda
45 Surabaya, Terjemahan dari Majalah Al-Ashalah edisi 23 hal 33]
Back to top Go down
 
Pelajaran Tentang Manhaj Salaf : Beberapa Keistimewaan Aqidah Salaf Dan Kekhususan Manhaj Salaf
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» Pandangan MUI Jakarta Utara Tentang Salaf / Salafi
» Konsep Islam Tentang Perkawinan
» Jangan Lagi Mengeluh Tentang Pekerjaan Anda
» 100 fakta tentang keajaiban dunia yang mungkin belum anda ketahui

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Seuramoe Forum :: ● RELIGI & SPIRITUAL ● :: Islam Itu Indah :: MANHAJ-
Jump to: