Seuramoe Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
HomeSeuramoeSearchRegisterLatest imagesLog in

 

 RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH)

Go down 
AuthorMessage
june.dawn
Co-Admin
june.dawn


Join Date : 2011-06-06
Location : Banda Aceh
Posts : 101
RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH) Left_bar_bleue98 / 10098 / 100RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH) Right_bar_bleue


RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH) Empty
PostSubject: RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH)   RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH) EmptyWed 15 Jun 2011 - 7:51

RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA

 

 

Oleh : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

 

 

Muqaddimah

 

Akhi (Saudaraku).

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

 

Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :

 

[1] Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.

 

[2] Amal, ialah menerapkan ilmu ini.

 

[3] Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.

 

[4] Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.

 

Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

 

"Demi
masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan
saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta
nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar". [Al-'Ashr : 1-3].

 

Imam
Asy-Syafi'i [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah
hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa
hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".

 

Dan Imam Al-Bukhari [2] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".

 

Dalilnya firman Allah Ta'ala.

"Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". [Muhammad : 19]

 

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .." [3] sebelum ucapan dan perbuatan.

 

 

Akhi (Saudaraku).

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

 

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :

 

[1]
Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada
kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi
mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul
tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan
masuk neraka.

 

Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami
telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu,
sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi
Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang
berat". [Al-Muzammil : 15-16]

 

[2] Bahwa
Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia
dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang
terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah
Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan
Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya
disamping (menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]

 

[3]
Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah,
tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat.

 

Allah Ta'ala berfirman :

"Kamu
tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau
saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang
Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya
ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan Allah itulah golongan yang beruntung". [Al-Mujaadalah : 22]

 

Akhi (Saudaraku).

Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.

 

Ketahuilah,
bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada
Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang
diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya
mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

 

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". [Adz-Dzaariyaat : 56]

 

Ibadah
dalam ayat ini, Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah
Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang
larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain
Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

 

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". [An-Nisaa : 36]

 

Kemudian,
apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui
oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah
'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

 

 

MENGENAL ALLAH 'AZZA WA JALLA

 

Apabila
anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah
Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan
segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada
sesembahan yang haq selain Dia.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

 

"Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". [Al-Faatihah : 1]

 

Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.

 

Selanjutnya
jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah
anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan
bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi
beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di
antara keduanya.

 

Firman Allah Ta'ala.

 

"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu
bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang
menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah"
[Fushshilat : 37]

 

Dan firman-Nya :

 

"Sesungguhnya
Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula)
matahari dan bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada
perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu.
Maha Suci Allah Tuhan semesta alam". [Al-A'raaf : 54]

 

Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :

 

"Wahai
manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan
untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala
buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". [Al-Baqarah : 22]

 

Ibnu
Katsir [4] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala
sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam
ibadah".[Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah
Dar At-Turats, 1400H) jilid. 1 hal. 57.]

 

Dan macam-macam
ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat,
Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja'
(pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu'
(tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah
(memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan), Istighatsah
(meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh
(penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan
olehAllah.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

 

"Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu
janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah)
Allah". [Al-Jinn : 18]

 

Karena itu barangsiapa yang
menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah
musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :

 

"Dan barangsiapa
menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal
tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya
ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu".
[Al-Mu'minuun :117]

 

Dalil-dalil macam Ibadah :

 

[1]. Dalil Do'a.

 

Firman Allah Ta'ala :

"Dan
Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan
Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk
beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina".
[Ghaafir : 60]

 

Dan diriwayatkan dalam hadits :

 

"Do'a itu adalah sari ibadah" [5].

 

[2]. Dalil Khauf (Takut).

 

Firman Allah Ta'ala :

"Maka
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu
benar-benar orang yang beriman". [Ali 'imran : 175]

 

[3]. Dalil Raja' (Pengharapan).

 

Firman AllahTa'ala.

"Untuk
itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhanya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". [Al-Kahfi : 110]

 

[4]. Dalil Tawakkal (Berserah Diri).

 

Firman Allah Ta'ala :

"Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". [Al-Maa'idah : 23]

 

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya". [Ath-Thalaaq : 3]

 

[5]. Dalil Raghbah (Penuh Minat), Rahbah (Cemas) dan Khusyu' (Tunduk).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Sesungguhnya
mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan)
kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat
(kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu
selalu tunduk hanya kepada Kami". [Al-Anbiyaa : 90]

 

[6]. Dalil Khasy-yah (Takut).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku". [Al-Baqarah : 150]

 

[7]. Dalil Inabah (Kembali Kepada Allah).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Dan
kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya
(dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian
kamu tidak dapat tertolong (lagi)". [Az-Zumar : 54]

 

[8]. Dalil Isti'anah (Memohon Pertolongan).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan". [Al-Faatihah : 4]

 

Dan diriwayatkan dalam hadits.

"Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah". [6]

 

[9]. Dalil Isti'adzah (Meminta Perlindungan).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh". [Al-Falaq : 1]

 

Dan firman-Nya :

"Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa manusia". [An-Naas : 1-2]

 

[10]. Dalil Istighatsah (Meminta Pertolongan Untuk Dimenangkan Atau Diselamatkan).

 

Firman Allah Ta'ala.

"(Ingatlah)
tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas
kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". [Al-Anfaal : 9]

 

[11]. Dalil Dzabh (Penyembelihan).

 

Firman Allah Ta'ala.

"Katakanlah.
Sesungguhnya shalatkku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya.
Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". [Al-An'am : 162-163]

 

Dalil dari Sunnah.

"Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". [7]

 

[12]. Dalil Nadzar.

 

Firman Allah Ta'ala.

"Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di mana-mana". [Al-Insaan : 7]

 

 

MENGENAL ISLAM

 

Islam,
ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya
dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri
dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.

 

Dan
agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu
: Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai
rukun-rukunnya.

 

I. Tingkatan Islam

 

Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :

 

[1]
Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah"
(Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.

[2] Mendirikan shalat.

[3] Mengeluarkan zakat.

[4] Shiyam pada bulan Ramadhan.

[5] Haji ke Baitullah Al-Haram.

 

[1]. Dalil Syahadat.

 

Firman Allah Ta'ala.

"Allah
menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan
senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para
malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq)
selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". [Al-Imraan : 18]

 

"Laa Ilaaha Ilallaah"' Tiada sesembahan yang haq selain Allah.

 

Syahadat
ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah
menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan
bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu
apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya,
sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam
kekuasaan-Nya.

 

Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya :
'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali
Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan
menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang
kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada
tauhid)". [Az-Zukhruf : 26-28]

 

"Katakanlah (Muhammad) :
'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak
menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun
dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka :'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim
(menyerahkan diri kepada Allah)". [Ali 'Imran : 64]

 

Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.

 

Firman Allah Ta'ala.

 

"Sungguh,
telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa
berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada
orang-orang yang beriman". [At-Taubah : 128]

 

Syahadat
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang
diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang
dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang
disyariatkannya.

 

[2]. Dalil Shalat dan [3] Zakat serta tafsiran Tauhid.

 

Firman Allah Ta'ala.

"Padahal
mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah,
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya
mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah
tuntunan agama yang lurus". [Al-Bayyinah : 5]

 

[4]. Dalil Shiyam

 

Firman Allah Ta'ala.

"Wahai
orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan
shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu,
agar kamu bertakwa". [Al-Baqarah : 183]

 

[5]. Dalil Haji.

 

Firman Allah Ta'ala.

"Dan
hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi)
orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa
yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak
memerlukan semsesta alam". [Al 'Imran : 97)]

 

II. Tingkatan Iman.

 

Iman
itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah
syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah
menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari
cabang Iman.

 

Rukun Iman ada enam, yaitu :

 

[1] Iman kepada Allah.

[2] Iman kepada para Malaikat-Nya.

[3] Iman kepada Kitab-kitab-Nya.

[4] Iman kepada para Rasul-Nya.

[5] Iman kepada hari Akhirat, dan

[6]
Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan
Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta
ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala).

Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala.

 

"Berbakti
(dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke
arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah
iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab
dan Nabi-nabi..." [Al-Baqarah : 177]

 

Dan firman Allah Ta'ala.

 

"Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". [Al-Qomar : 49]

 

III. Tingkatan Ihsan.

 

Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :

 

"Beribadah
kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". [Pengertian Ihsan
tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar
bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan]

 

Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

 

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan". [An-Nahl : 128]

 

Dan firman Allah Ta'ala.

 

"Dan
bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan
gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [Asy-Syu'araa : 217-220]

 

Serta firman-Nya.

 

"Dalam
keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu
baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami
adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya". [Yunus : 61]

 

Adapun
dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril[8] yang masyhur, yang
diriwayatkan dari 'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.

 

"Ketika
kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba
muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam
pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari
bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.
Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
dengan menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan
kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya
Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka beliau menjawab :'Yaitu :
bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad
adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan
shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu
mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata :
'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya
kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata :
'Beritahulah aku tenatng Iman'. Beliau menjawab :'Yaitu : Beriman kepada
Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari
Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun
berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku
tentang Ihsan'. Beliau menjawab : Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam
keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang
hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut
tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia berkata
:'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab
: Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan
apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian
sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri
dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu pergilah orang
laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama,
sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang
bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian
untuk mengajarkan urusan agama kalian". [9]

 

 

MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

 

Beliau
adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim
adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang
bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim
Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita
sebaik-baik shalawat dan salam.

 

Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.

 

Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.

 

Tempat asal beliau adalah Makkah.

 

Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

 

"Wahai
orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan.
Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala
itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang
lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu".
[Al-Mudatstsir : 1-7]

 

Pengertian :

 

[1] "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.

 

[2] "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata.

 

[3] "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.

 

[4] "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya.

 

Beliaupun
melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun,
mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan
(diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat
lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun.
Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.

 

Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.

 

Hijrah
ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan
kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang
menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala.

 

"Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap
diri mereka sendiri [10], kepada mereka malaikat bertanya :'Dalam
keadaan bijimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang
yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah
bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi
ini ?. Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan
Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi
orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki dan
wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu
menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun". [An-Nisaa : 97-99]

 

Dan firman Allah Ta'ala.

 

"Wahai
hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka
hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". [Al-Ankabuut : 56]

 

Al-Baghawi
[11], Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah
ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang
mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka
dengan sebutan orang-orang yang beriman".

 

Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

 

"Hijrah
tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu
taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". [Hadits
Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam
Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab
As-Sam, bab 70]

 

Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah,
disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf
dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.

 

Beliau-pun
melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama
sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam
keadaan lestari.

 

Inilah agama yang beliau bawa : Tiada
suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada
suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya di
jauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang
dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan
supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak
disenangi Allah.

 

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan
kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala
berfirman.

 

"Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua". [Al-Araaf : 158]

 

Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.

 

"..Pada
hari ini [12], telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan
kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu".
[Al-Maaidah : 3]

 

Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah Ta'ala.

 

"Sesungguhnya
kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian,
sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan
Tuhanmu". [Az-Zumar : 30-31]

 

Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala.

 

"Berasal
dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami
kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi"
[Thaa-haa : 55]

 

Dan firman Allah Ta'ala.

 

"Dan
Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian
Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia
akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". [Nuh : 17-18]

 

Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.

 

"Dan
hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi,
supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai
dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)".[An-Najm : 31]

 

Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah Ta'ala.

 

"(Kami
telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah
sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". [An-Nisaa : 165]

 

"Orang-orang
yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan :
'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan
niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang
demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". [At-Taghaabun : 7]

 

Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

 

"(Kami
telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah
setelah (diutusnya) para rasul itu .." [An-Nisaa : 165]

 

Rasul
pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam [13], Dan rasul terkahir adalah
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup
para nabi.

 

Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah Ta'ala.

 

"Sesungguhnya
Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan
kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." [An-Nisaa : 163]

 

Dan
Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi
Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat
kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut.
Allah Ta'ala berfirman.

 

"Dan sesungguhnya, Kami telah
mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan)
:'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". [An-Nahl
: 36]

 

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada
seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya
beriman kepada-Nya.

 

Ibnu Al-Qayyim [14], Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan mengatakan.

 

"Thagut,
ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang
telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau
dipatuhi".

 

Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :

 

[1] Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.

[2] Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.

[3] Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.

[4] Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan

[5] Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.

 

Allah Ta'ala berfirman.

 

"Tiada
paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari
kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman
kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali
yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-Baqarah : 256]

 

Ingkar
kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan
dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".

 

Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

 

"Pokok
agama ini adalah Islam [15], dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung
tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". [Hadits Shahih riwayat
Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi
dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8]

 

Hanya
Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan
Allah kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.

 

_________

Foote Note.

[1]
Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i
Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah seorang
imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo.
Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.

[2]
Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-
Bukhari (194-256H - 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk
mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang,
mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya
antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih
Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.

[3] Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10

[4]
Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi
(701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan
sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat
Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah (sejarah),
Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat
dirampungkannya).

[5]. [Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami'
Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah bahwa
segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan
seorang mu'min, seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga,
menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha
Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan
dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus
mengiringi gerak ibadah"]

[6]. Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam
Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab Shifaat Al-Qiyaamah wa Ar-Raqa'iq wa
Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut
Al-maktab Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307

[7]. Hadits
Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan riwayat Imam
Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152

[8] Disebut
hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang,
Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk
memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masaalah
agama.

[9]. [Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman,
bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti
ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman,
bab 37, hadits ke 1.

[10] Yang dimaksud dengan orang-orang yang
zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang
penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah
bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan
dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke
perang Badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.

[11] Abu
Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu
Al-Farra'. Al Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang
fiqh, hadits dan tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh
As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).

[12] Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.

[13]
Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan
bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang
menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada
penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya
kitab Al-Anbiya, bab 3 dan riwayat Muslim dalam Shahih-nya kitab
Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah hadits
yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu. Beliau
adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para
nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul 315 orang,
dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam Ahmad,
Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.

[14] Abu Abdillah :
Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i,Ad-Dimasqi,
terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M).
Seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada
zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta
mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai banyak karya tulsi, antara
lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain wa Baab
As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam Al-Qur'aan, Miftah Daar
As-Sa'aadah.

[15] Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh Penulis, dalam Tiga Landasan Utama bagian 3/4

 

_____________________________________

 

[Disalin
dari buku Tiga Landasan Utama, Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,
hal 5-36, Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan Urusan
Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi]

Back to top Go down
 
RINGKASAN TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM (USHUULU TSALATSAAH)
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» TIGA PULUH KESALAHAN DALAM SHALAT
» TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM
» Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah
» Mengenal Para Ulama Pembaharu Dalam Islam
» Tata Cara Pernikahan Dalam Islam : Walimah

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Seuramoe Forum :: ● RELIGI & SPIRITUAL ● :: Islam Itu Indah-
Jump to: